Tuesday 25 January 2011

Khalifah

Cahaya bila ia tiba, ramai yang akan gembira.
Kehadirannya memulihkan semangat yang semakin jatuh dalam diri manusia.
Bila cahaya itu pudar, maka semangat juga akan luntur...luluh ibarat dibasuh hujan derita.

Angin, bila ia tiba sepoi-sepoi bahasa,
Ramai yang memuji, ramai yang sukakannya, tak kira dari mana datangnya ia.
Namun bila ia bertukar menjadi taufan, semua gerun, pincang dan derita.

Air, bila ia dingin, tenang, bersih, tiada siapa yang mampu menyangkal kehebatannya.
Ibarat mati jika tidak memilikinya.
Tapi jika ia menjadi bah, musnah, rebah apa yang ditelannya.

Begitulah ibaratnya kehadiran manusia. Diri memilih antara dua, bahagia atau derita.
satu jasad pelbagai karektor, semuanya dipandu akal dan fikiran.
Jika ia terkeluar dari landasannya, maka semuanya akan binasa.
Maka disitulah peranan seorang khalifah.

Ren

Monday 24 January 2011

La Tahzan

Bila tiba saat itu,aku jadi takut, resah dan gelisah.
Bila tiba saat itu, kita keluarkan segalanya, sedih, gembira, teruja,
semuanya kita kongsi bersama.
Bila tiba saat itu, kita lupakan semua yang membebankan, 

kita tinggalkan semua yang menyakitkan, 
walau untuk seketika.
Bila tiba saat itu, ketakutan jadi asas kepada kekuatan, 
kita ada bersama, segalanya teguh dan utuh, 
susah senang bersama.
Bila tiba saat itu, hilai tawa, semuanya menjadi asas pembentukan memori, 
dengan harapan kita tidak akan lupa pada apa yang dicipta.
Bila tiba saat itu, kita menjadi satu, tidak pernah terfikir untuk berpecah.
Bila tiba saat itu, aku semakin gerun untuk menempuh hari-hari mendatang.
Bila tiba saat itu, segala-galanya berkemungkinan berlaku...

Sejak saat itu pergi, segala-galanya kembali pudar.
Sejak saat itu pergi, keutuhan kian terlerai, sedih menjadi nyata, 
gelisah menjadi semakin ketara.
Sejak saat itu pergi, semua yang ditinggalkan kembali memenuhi kotak hati, mengganggu emosi dan jiwa.
Sejak saat itu pergi, diri menjadi semakin lemah, tidak bermaya.
Sejak saat itu pergi, ketakutan menjadi peneman saban hari, 
saban waktu, tidak pernah lekang dalam emosi.
Sejak saat itu pergi, aku merasa terpinggir,
hilang keyakinan diri dan semakin mejauh.
Sejak saat itu pergi, ruang-ruang kosong semakin nyata, 
luluh hati umpama tidak mampu meneruskan perjalanan hidup.
Sejak saat itu pergi, kurasakan aku kehilangan segala-galanya..
yang tinggal hanyalah memori. 
Memori yang akan sentiasa tersemat dalam diri selagi otak mampu berfungsi.

Aku redha, aku pasrah.
Hidup tak selalunya indah. Bahkan makin kosong 
jika tidak diatur dengan cahaya kehidupan

Ren

Madah PuJanggel

Semua yang terlintas di fikiran, duluahkan di atas lembaran kata-kata bernama  Madah PuJanggel.  Walau tak sempurna, namun ianya cukup mengg...