Bila tiba saat itu,aku jadi takut, resah dan gelisah.
Bila tiba saat itu, kita keluarkan segalanya, sedih, gembira, teruja,
semuanya kita kongsi bersama.
Bila tiba saat itu, kita lupakan semua yang membebankan,
kita tinggalkan semua yang menyakitkan,
walau untuk seketika.
Bila tiba saat itu, ketakutan jadi asas kepada kekuatan,
kita ada bersama, segalanya teguh dan utuh,
susah senang bersama.
Bila tiba saat itu, hilai tawa, semuanya menjadi asas pembentukan memori,
dengan harapan kita tidak akan lupa pada apa yang dicipta.
Bila tiba saat itu, kita menjadi satu, tidak pernah terfikir untuk berpecah.
Bila tiba saat itu, aku semakin gerun untuk menempuh hari-hari mendatang.
Bila tiba saat itu, segala-galanya berkemungkinan berlaku...
Sejak saat itu pergi, segala-galanya kembali pudar.
Sejak saat itu pergi, keutuhan kian terlerai, sedih menjadi nyata,
gelisah menjadi semakin ketara.
Sejak saat itu pergi, semua yang ditinggalkan kembali memenuhi kotak hati, mengganggu emosi dan jiwa.
Sejak saat itu pergi, diri menjadi semakin lemah, tidak bermaya.
Sejak saat itu pergi, ketakutan menjadi peneman saban hari,
saban waktu, tidak pernah lekang dalam emosi.
Sejak saat itu pergi, aku merasa terpinggir,
hilang keyakinan diri dan semakin mejauh.
Sejak saat itu pergi, ruang-ruang kosong semakin nyata,
luluh hati umpama tidak mampu meneruskan perjalanan hidup.
Sejak saat itu pergi, kurasakan aku kehilangan segala-galanya..
yang tinggal hanyalah memori.
Memori yang akan sentiasa tersemat dalam diri selagi otak mampu berfungsi.
Aku redha, aku pasrah.
Hidup tak selalunya indah. Bahkan makin kosong
jika tidak diatur dengan cahaya kehidupan
Ren
No comments:
Post a Comment